Knalpot ini berbahan
stainless steel dengan lekukan pipa yang mulus dan rapih. Warna pipanya cenderung agak gelap dibanding bahan
stainless yang banyak dipakai produsen knalpot lokal
. Detailnya sangat rapi, termasuk posisi dudukan knalpot yang sangat presisi, dan juga ada kode produksinya juga di pipa knalpot
ini.
Knalpot Yoshimura tipe Tri-Cone
Carbon End untuk dites lewat mesin
dyno. Tentu supaya ketahuan besar peningkatan tenaga yang mampu dihasilkan knalpot seharga Rp 3,85 juta tersebut.
Pengujian menggunakan Yamaha Byson 2010 milik Andy Mahdiansyah yang
juga anggota Byson Depok Independent Club (ByDIC). Kondisi mesin
standar, hanya ban belakang ganti ukuran 150/60-17.
Sebelum knalpot dipasang, performa satandar diukur dulu pakai mesin
Dynojet 250i milik Aero Speed yang beralamat di Jl. H. Nawi No. 74,
Jaksel. Hasilnya, terukur tenaga maksimum standarnya sebesar 11,55 dk di
7.600 rpm. Sedang torsi puncaknya 8,8 ft-lbs (11,93 Nm) di 5.400 rpm.
Lantas knalpot Yoshimura dipasang. Waktu diuji
blayer gas,
sempat ada gejala menembak kala gas dilepas. Pertanda kurang bensin
alias terlalu kering. Meski begitu, mampu menghasilkan power maksimum
hingga 12,45 dk di 7.800 rpm dengan torsi puncak 9,17 ft-lbs (12,43 Nm)
di 5.800 rpm.
Artinya ada kenaikan tenaga sebesar 0,9 dk dan torsi 0,37 ft-lbs atau
0,5 Nm (gbr.4). “Tapi hasil pembakaran kering mulai dari putaran bawah
sampai atas.
Gue yakin tenaga dan torsi bisa meningkat lagi
kalau pilot jet dan main jetnya dinaikkan. Lalu jarum skep diganti yang
lebih kurus. Mesin juga akan lebih aman pastinya,” kata Bibin
menjelaskan.